DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah…………………………………………………………….
B. Tujuan
Penulisan…………………………………………………………………….
BAB
II ISI
A. Hakikat Pendidikan Agama
Kristen…………………………………………………
B. Pengertian PAK
Dewasa………………………………………………………………
C. Tujuan PAK Dewasa…………………………………………………………………..
D. Dasar Alkitabiah PAK
Dewasa………………………………………………………..
E. Strategi PAK Pada Dewasa
Madya……………………………………………………
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..
B. Saran……………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa
ini, dengan adanya perkembangan-perkembangan dalam dunia pendidikan, misalnya
dengan adanya pendidikan formal, maka peran orang tua atau dewasa madya
berkurang dalam mengatur spiritual anak. Beberapa orang tua lebih berharap
sekolah dan gereja yang mengembangkan kerohanian anak. Hal ini dipengaruhi
kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kerohanian yang akan diterapkan.
Sehingga orangtua lebih mengharapkan guru-guru disekolah untuk mengasuh anak
mereka. Tidak terlepas dari hal itu, ternyata kebanyakan juga orang tua yang
masih belum memahami dasar-dasar nilai Pendidikan Agama Kristen secara
Alkitabiah, sehingga mereka tidak dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Jika kita teliti sebenarnya Alkitab banyak mengungkapkan nilai-nilai Kristiani,
namun karena kemalasan, kebosanan akan pendidikan agama Kristen maka mereka
lebih memilih melakukan hal-hal duniawi yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan.
Setiap
orang yang masuk dalam usia dewasa diharapkan bisa berperan aktif dengan cara
mengembangkan diri melalui perilaku yang dewasa dalam kehidupan sehari-hari dan
bermasyarakat. Setiap orang dituntut untuk menggunakan waktu dan kesempatan
secara baik dan efektif dalam mengembangkan
potensi-potensi yang ada.
Orang
dewasa seharusnya dapat menjadi teladan bagi orang yang muda, namun banyak
orang dewasa yang belum memperhatikan peran mereka dalam kehidupannya. Untuk
itu, dalam mengajarkan PAK bagi orang dewasa madya, diperlukan strategi atau
metode khusus agar pengajaran itu dapat berjalan dengan baik, menarik, efektif
dan efesien.
B.
TUJUAN
PENULISAN
Makalah
ini ditulis dengan maksud dan tujuan agar setiap orang dewasa madya menyadari
betapa pentingnya mereka dalam pembentukan kerohanian. Dengan adanya pengenalan
akan Firman Tuhan, diharapkan orang dewasa madya dapat menjalani kehidupan
dengan nilai dan norma baik dalam Alkitab maupun dalam masyarakat, sehingga
menjadi orang yang berguna bagi Kristus dan sesama dengan mencerminkan karakter
Allah dan memuliakan Allah.
BAB
II
ISI
A.
HAKIKAT
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Istilah
pendidikan merupakan terjemahan dari “education” dalam bahasa inggris. Kata
education berasal dari bahasa latin “ducere” yang berarti membimbing (to lead),
ditambah awalan “e” yang berarti keluar (out). Jadi arti dasar dari pendidikan
adalah suatu tindakan untuk membimbing keluar. Menurut Lawrence cremin
pendidikan adalah usaha yang sadar, sistematis, dan berkesinambungan untuk
mewariskan, membangkitkan atau memperoleh baik pengetahuan, sikap-sikap,
nilai-nilai, keterampilan-keterampilan, atau kepekaan-kepekaan, maupun hasil apa pun dari usaha tersebut.
Menurut A. N. Whitehead defenisi pendidikan adalah
sebagai bimbingan kepada individu menuju pemahaman dari seni kehidupan. Seni
kehidupan diartikan sebagai pencapaian yang paling lengkap dari berbagai
aktivitas yang menyatakan potensi-potensi dari mahluk hidup berhadapan dengan
lingkungan yang aktual.
Apabila
pendidikan agamawi dilakukan oleh dan dari tradisi tertentu, maka tradisi
agamawi itulah yang menamai dan mencirikan pendidikan agamawi tersebut. Dengan
demikian, jika pendidikan agamawi tersebut dilakukan oleh persekutuan agamawi
Kristen (persekutuan iman Kristen) dan dari perspektif agama Kristen, maka
istilah yang tepat untuk menamai usaha pendidikan agamawi tersebut adalah:
pendidikan Agamawi Kristen. Jadi makna Kristen dalam istilah Pendidikan Agama
Kristen di sini adalah bahwa pendidikan agama tersebut dilakukan oleh
persekutuan iman Kristen dan perspektif agama Kristen.[1]
Pendidikan
Agama Kristen merupakan suatu usaha pendidikan. Oleh karena itu, ia merupakan
usaha yang sadar, sistematis berkesinambungan apa pun bentuknya. Ini berarti
PAK tidak hanya dilakukan di gereja dan sekolah saja, melainkan juga dilakukan
dengan pendekatan sosialisasi. PAK juga merupakan pendidikan yang khusus yakni
dimensi religious manusia. Ini berarti usaha tersebut dikhususkan pada
bagaimana pencarian akan yang transenden serta pemberian ekspresi dari
seseorang terhadap yang transenden tadi dikembangkan, serta dimungkinkan tetap
terjadi pada manusia masa kini. Artinya segala pendidikan yang dikhususkan pada
dimensi religious manusia, apakah itu pencarian akan yang transenden,
kehendakNya dalam kehidupan nyata, Pendidikan Agama Kristen secara khusus
menunjuk kepada persekutuan iman yang melakukan tugas pendidikan agama, yakni
persekutuan iman Kristen. Oleh karena itu pencarian manusia terhadap yang
transenden serta ekspresi dari hubungan itu diwarnai oleh ajaran Kristen
sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab, tidak hanya untuk transmisi warisan
Kristen tetapi bagaimana membentuk masa depan sesuai dengan visi Allah
berdasarkan warisan masa lampau dan tindakan kreatif masa kini. PAK juga sebagai usaha pendidikan
bagaimana pun juga mempunyai hakikat politis. Karena itu PAK juga turut
berpartisipasi dalam hakikat politisi pendidikan secara umum. Artinya, dalam
PAK tidak hanya ada intervensi dalam kehidupan individual seseorang di bidang
kerohanian saja, tetapi juga mempengaruhi cara dan sikap mereka ketika menjalani
kehidupan dalam konteks masyarakat.
Menurut
Marthin Luther (1483-1548), PAK adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaat
untuk belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa serta bersukacita
dalam firman Tuhan Yesus Kristus yang memerdekakan. Disamping itu PAK
memperlengkapi mereka dengan sumber iman, khususnya yang berkaitan dengan
pengalaman berdoa, dan rupa-rupa kebudayaan sehingga mampu melayani sesamanya
termasuk masyarakat dan Negara serta mengambil bagian dengan bertanggungjawab dalam
persekutuan Kristen.[2]
B.
PENGERTIAN
PAK DEWASA
Pendidikan
dewasa dirumuskan sebagai suatu proses yang menumbuhkan keinginan untuk
bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup. Belajar bagi orang
dewasa berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan
mencari jawabannya (Pannen, 1997).
Pendidikan
orang dewasa (andragogy) berbeda dengan pendidikan anak-anak (paedagogy).
Pendidikan anak-anak berlangsung dalam bentuk identifikasi dan peniruan,
sedangkan pendidikan orang dewasa berlangsung dalam bentuk pengarahan diri sendiri
untuk memecahkan masalah.[3]
Ada
perbedaan antara anak-anak dan orang dewasa jika ditinjau berdasarkan umur,
cirri psikologis, dan cirri biologis. Ditinjau dari segi umur, seseorang yang
mulai berumur 17 tahun keatas dapat dikatakan dewasa berbeda dengan yang
berumur 16 tahun kebawah masih dikatakan remaja dan anak-anak. Ditinjau dari
sisi psikologis, seseorang dapat mengarahkan diri sendiri, tidak selalu
bergantung pada orang lain, bertanggungjawab, mandiri, berani mengambil resiko
dan mengambil keputusan. Sedangkan ditinjau dari cirri-ciri biologis,
tanda-tanda kelamin sekunder pada laki-laki seperti bulu kumis, bulu jambang
dll, sedangkan pada wanita mulai menstruasi dan tumbuhnya payudara.
Menurut
Bryson pendidikan orang dewasa adalah semua aktivitas pendidikan yang dilakukan
oleh orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari yang hanya menggunakan sebagian
waktunya dan tenaga untuk memeperoleh atau menambahkan intelektualnya.
Sedangkan menurut Reeves dkk mendefenisikan pendidikan dewasa adalah suatu
usaha yang ditujukan untuk pengembangan diri yang dilakukan individu tanpa
paksaan legal, tanpa usaha menjadikan bidang utama kegiatannya, artinya
penekanannya diberikan pada usaha yang tidak dipaksa, dan tidak menjadikan
usaha utamanya. Selain itu pendidikan orang dewasa adalah pendidikan bekal
bekerja, pendidikan jiwa baru dan kerohanian, pendidikan kader, dan pendidikan
yang bersifat rekreatif-apresiatif dan kesegaran jasmani (Faisal, 1981).[4]
Jadi
PAK Dewasa adalah seluruh aspek pendidikan yang didasarkan pada tinjauan
Alkitabiah teologis, dan kerohanian, dalam hal kerohanian orang dewasa yang
mengarahkan orang dewasa agar dapat menjalani kehidupan spiritual dengan baik
dan benar sehingga menjadi berdampak positif bagi orang lain, baik dalam
gereja, masyarakat dan dimanapun berada.
C.
TUJUAN
PAK DEWASA
Secara
umum tujuan pendidikan nasional yang ditanam melalui Undang-Undang RI No. 20
Tahun 2003 tentang SISDIKNAS adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dan bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggungjawab.
Tujuan
dapat menjadi tiga dimensi yaitu: Pertama, Aims adalah tujuan yang
diusahakan untuk dicapai pada akhirnya secara mutlak. Misalnya tujuan usaha PAK
di dalam gereja adalah untuk menolong anggota-anggota gereja bertumbuh menjadi
dewasa. Kedua, Goals, artinya tujuan
yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu, misalnya tiga bulan dsb.
Misalnya kurus. Ketiga, Objectives artinya tujuan yang hendak dicapai dalam
suatu proses belajar mengajar dalam satu kali tatap muka.
Tujuan
pendidikan orang dewasa dapat kita lihat melalui tujuh prinsip utama dalam pendidikan
yaitu: Kesehatan (fisik, mental, keamanan dll), anggota keluarga yang berguna,
pekerjaan (bimbingan, latihan, efesiensi ekonomi), pendidikan kewarganegaraan
(prinsip demokrasi yang benar), pemanfaatan waktu luang (rekreasi jasmani,
pikiran, spiritual, pengembangan kepribadian), etika (nilai moral, jiwa
pelayanan, tanggungjawab pribadi), dan penguasaan pengetahuan dasar.
Pendidikan
Agama Kristen pada orang dewasa merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk
membimbing dan mengarahkan setiap orang untuk memiliki kesadaran dalam tingkat
kedewasaan dan kematangan yang dia miliki yang ditujukan dalam berbagai hal
baik dalam moralitas, maupun mental spiritualnya.[5]
Menurut
Werner C, tujuan PAK adalah untuk membimbing individu pada semua tingkat
perkembangannya, dengan cara pendidikan kontemporer, menuju pengenalan serta
pengalaman akan rencana Allah dalam Kristus melalui setiap aspek kehidupan dan juga
untuk memperlengkapi untuk pelayanan yang efektif.
Menurut
Komisi PAK dan Dewan Gereja-gereja di Indonesia merumuskan tujuan PAK sebagai:
mengajak, membantu menghantar seseorang, untuk mengenal kasih Allah yang nyata
dalam Yesus Kristus, sehingga dengan pimpinan Roh Kudus ia dating ke dalam
suatu persekutuan yang hidup dengan Tuhan, dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.[6]
Menurut
Robert Boehlke tujuan PAK adalah menolong orang dari semua golongan umum yang
direncanakan kepada gereja untuk pemeliharaan akan pernyataan Allah dalam Yesus
Kristus supaya mereka dibawah pimpinan Roh Kudus melayani sesama atas nama
Tuhan dan berpegang teguh pada kebenaran dalam kasih Kristus.
Menurut
para reformator: Pertama, Jhon kalvin tujuan PAK adalah mendidik semua
putra-putri agar dilibatkan dalam pengajaran Alkitab secara benar. Kedua,
Marthin Luther : tujuan PAK adalah melibatkan semua warga jemaat dalam rangka
belajar teratur dan tertib agar semakin sadar akan dosanya dan bergembira dalam
firman Tuhan Yesus Kristus, yang memerdekakan setiap orang. Dalam kitab Efesus
4:11-16 tujuannya adalah untuk memperlengkapi orang kudus, untuk pekerjaan
pelayanan, mengajar orang dewasa di dalam kasih Kristus, berpegang teguh pada
kebenaran, dll.[7]
Jadi,
tujuan PAK Dewasa adalah membimbing orang dewasa dalam hal spiritual dengan
landasan Firman Allah dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
perbuatan maupun perkataan, berpegang teguh pada kebenaran, kuat di dalam iman,
dan mecerminkan karakter ilahi dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan
Negara.
D.
DASAR
ALKITABIAH PAK DEWASA
Dasar
Alkitabiah PAK Dewasa yaitu Ulangan 6:7; Mazmur 78:72; Efesus 5: 22-23; 6:4
dll. Perlu diperhatikan bahwa berbagai keputusan ada ditangan orang dewasa. Dan
bisa menjadi gaya hidupnya kelak. Keputusan-keputusan itu diantaranya adalah:
keputusan tentang iman, keputusan tentang pernikahan, keputusan tentang
pendidikan, keputusan tentang pekerjaan dan karir, dan keputusan tentang
hubungan sosial.
Orang
dewasa kelak akan menjadi pengajar dan pemimpin. Oleh sebab itu mereka perlu
belajar PAK dan Firman Tuhan. Beberapa alas an penting PAK Dewasa:
1. Karena
perintah Tuhan.
2. Untuk
mengatasi atau untuk mencegah kenakalan orangtua.
3. Karena
merupakan pemimpin dan memegang jabatan dalam gereja.
4. Karena
orang tua menjadi guru yang utama bagi anak.
5. Karena
orang tua adalah bapa adalah imam dalam keluarga.
6. Keluarga
Kristen pemberian Tuhan yang tidak ternilai harganya.
Keluarga
kristenlah yang memegang peranan penting dalam keluarga bahkan lebih penting
dari pendidikan gereja. Jikalau itu keluarga kokoh dan sehat, masyarakatpun
turut kokoh dan sehat. Keluarga merupakan suatu persekutuan yang terdiri dari
orang-orang yang terkait ikatan darah dan hubunngan sosial yang paling kuat
karena:
a. Keluarga
adalah bagian yang integral dari kehidupan gereja berhasil atau tidaknya gereja
lokal bergantung pada individu yang terdapat dalam keluarga.
b. Rencana
keselamatan Allah menyatu dengan keluarga, Allah memakai keluarga untuk
menyatukan rencana Nya bagi dunia ini.
Sedangkan
menurut Sudirman Lase, dasar utama untuk PAK Dewasa adalah:
1. Kasih
(Matius 5:44; Luk 6:27-35, Yoh 13:34, Efesus 5:22.
2. Pembenaran
oleh iman (Rom 1:17b).
3. Kedaulatan
Allah (Yes 6:8).
4. Alkitab
sebagai firman Allah (Yoh 1:1-9).
E.
STRATEGI
PAK PADA DEWASA MADYA
Strategi
adalah cara, metode, atau trik yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu dan
mencapai kesuksesan yang dicapai. Dalam melakukan pengajaran PAK untuk orang
dewasa madya ada beberapa strategi atau metode yang dipakai agar pengajaran
yang dilakukan dapat tercapai secara maksimal, efesien dan efektif. Metode
adalah suatu hal yang mempunyai dua sisi yakni teori dan praktik. Kita bisa
mempelajari berbagai metode secara teoritis, namun hal itu tidak menjamin
keberhasilan tanpa keterampilan melakukannya. Oleh sebab itu diperlukan praktik
yang efesien dan efektif sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.
Beberapa
strategi atau metode yang dipakai untuk menyampaikan PAK pada orang dewasa
madya:
1. Metode
ceramah: melalui metode ini Tuhan Yesus berusaha menyampaikan pengetahuan
kepada murid-muridNya atau menafsirkan pengetahuan tersebut. Melalui ceramah,
Yesus juga mengajarkan bimbingan kepada murid-muridNya.(Matius 5-7).[8]
2. Metode
menghafalkan: biasanya metode ini sangat dikecam para pendidik, tetapi secara
proporsional, ia juga mempunyai andil bagi siapa saja yang belajar. Memang
Tuhan Yesus tidak secara khusus memerintahkan untuk menghafalkan ayat-ayat
tertentu namun kepentingannya jelas untuk mempertegas setiap perkataannya
seperti (Mat 12:1-8).[9]
3. Metode
dialog: metode ini sering digunakan Yesus dalam keempat injil. Dalam dialog
seperti yang dipakai Tuhan Yesus, orang diajak untuk menggali lebih dalam lagi
mengenai persoalan yang lebih mendasar, seperti pada Yoh 4.
4. Metode
studi kasus: perumpamaan-perumpamaan yang diceritakan oleh Tuhan Yesus
sesungguhnya merupakan studi kasus. Dengan pendekatan ini Yesus menggariskan
seluk-beluk salah satu kasus, sebagian dari pengalaman seseorang dan mengundang
para pelajar memanfaatkan akal dan imannya. Dengan studi kasus orang didorong
untuk memikirkan inti persoalannya dan mencari jalan pemecahan. Jadi pengajar
tidak menjawab sendiri semua persoalan, melainkan jawaban harus diberikan oleh
masing-masing peserta didik.[10]
5. Metode
perjumpaan: dengan metode perjumpaan, orang ditantang secara langsung untuk
mengambil keputusan.
6. Metode
perbuatan symbol: seperti makna pembabtisan. Yohanes melakukan pembabtisan
untuk pengampunan dosa bagi orang yang bersalah. Namun untuk Yesus babtisan
merupakan lambang atau simbol sebagai bentuk ketaatan.
Selain
hal-hal diatas ada hal praktis yang dilakukan dalam strategi PAK yaitu:
a. Sebagai
bagian dari pendidikan orang dewasa dalam gereja, maka perlu diadakan kegiatan
yang melengkapi pembinaan yang melengkapi dewasa madya atau orang tua dengan
pemahaman tentang iman Kristen dalam berbagai dimensi.
b. Dari
segi materi yang diberikan, perlu mencakup tentang pengetahuan, perlu mencakup
pengetahuan tentang perkembangan anak sehingga iman Kristen dapat disampaikan
orang dewasa dengan cara yang sesuai dengan perkembangan anak.
c. Gereja
seharusnya membentuk kelompok pendukung yang terdiri dari iman Kristen dengan
benar dan juga memahami perkembangan jemaat dengan baik, untuk menjadi
fasilitator dalam rangka para orang tua mendidik anak, dan jemaat lainnya.
d. Jika
dimungkinkan gereja secara lokal maupun secara bersama-sama dapat menghasilkan
bahan pendidikan untuk anak-anak dirumah. Sebab pendidikan Agama Kristen tidak
hanya berlangsung di gereja dan sekolah saja, namun dilakukan di rumah dengan
berbagai metode yang ada.
Menurut
Yusuf B. Sijabat berkaitan dengan strategi mengajar dalam PAK, ada dua
pendekatan yang dilakukan agar pendidikan dapat diterima dengan baik yaitu
pendekatan secara individu (individual approach) dan pendekatan kelompok (group
approach).
a. Pendekatan
secara individu (individual approach): pendekatan ini dilakukan pada kegiatan
bimbingan pribadi, tutorial, studi mandiri. Dalam kegiatan itu terjadi
interaksi pribadi anatara guru dan peserta didiknya. Contohnya adalah dalam
kitab Yoh 3:1-21 Peristiwa saat Nikodemus bertanya kepada Yesus. Selain itu
juga dengan perempuan yang berjumpa dengan Yesus di sumur (Yoh 4:1-42).[11]
b. Pendekatan
kelompok (group approach) pada pendekatan ini belajar dilakukan sekelompok
peserta didik. Ada yang melihat pendekatan ini dari dua sisi yaitu peserta
didik yang aktif (learner oriented) dan guru yang aktif (teacher oriented).[12]
Menurut
Wina Sanjaya (2006), ada beberapa strategi dalam pembelajaran yaitu:
1. Strategi
Pembelajaran Ekspositori
Dalam
strategi ini guru bercerita, berceramah, menyampaikan ide, konsep, gagasan.
Dalam PAK Dewasa pengajar mempelajari Alkitab bersama dengan peserta didiknya
untuk memahami firman Tuhan.
2. Strategi
Pembelajaran Inkuiri
Disini
guru sebagai fasilitator, guru memotivasi peserta didik untuk mencari dan menemukan
gagasan yang terkandung dalam sebuah pembelajaran.[13]
3. Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah
Guru
mengajak peserta didik agar menemukan masalah, perumusan masalah, pengujian
informasi dan penyimpulan atau jawaban.
4. Strategi
Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi
ini menekankan pembentukan kemampuan berpikir peserta didik, guru menuntun
peserta didik untuk merumuskan konsep, ide, gagasan dan memahami metode
belajar.
5. Strategi
Pembelajaran Kooperatif
Strategi
ini banyak dilakukan oleh gereja dewasa ini, melalui kelompok kecil atau
kelompok sel dengan berkaitan dengan lainnya, untuk berdiskusi, memecahkan
masalah, menyelidiki, memahami dll.
6. Strategi
Pembelajaran Kontekstual
Strategi
pembelajaran ini mengasumsikan bahwa konteks kehidupan sosial dan budaya
merupakan sumber serta media belajar yang penuh makna, orang tidak hanya
belajar melalui literature dan membaca buku. Dengan demikian, masalah kehidupan
nyata di tengah keluarga, gereja, dan di dalam masyarakat dapat di hadirkan ke
dalam proses pembelajaran itu untuk diperbincangkan dan dikemukakan
penyelesaiannya sebelum melakukan aksi konkret.
7. Strategi
Pembelajaran Afektif
Pendidikan
agama, moral, atau etika digolongkan bersifat afektif karena bersinggungan
dengan sikap, perasaan dan batin. Kegiatan pembelajaran dengan strategi ini
dapat juga menekankan metode pemecahan masalah dan penjelasan klarifikasi
nilai.
Jadi,
strategi PAK untuk Dewasa madya sangatlah penting diterapkan, karena dengan
adanya berbagai macam variasi mengajar memungkinkan orang dewasa tidak lekas
jenuh dan malas untuk belajar. Memang metode perlu namun yang lebih penting
adalah bagaimana menerapkan atau melakukan praktik dengan baik, sehingga
pengajaran bagi orang dewasa madya dapat diserap dan dewasa madya memiliki kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotor yang baik
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Orang
yang dewasa telah dianggap matang bila dapat memahami segala sesuatu dan mampu
mengaplikasikan atau menerapkan dengan baik norma-norma dan mengendalikan
dirinya di tengah-tengah keluarga, masyarakat, gereja dan bangsa. Orang dewasa
harus memiliki kesadaran yang tinggi dan memahami visi serta kebijakannya ke
depan dalam membangun kehidupan yang lebih sejahtera. Pendidikan Agama Kristen
bukanlah sekedar memahami, mengetahui, dan melakukan tetapi PAK kepada orang
dewasa juga meliputi keterlibatan orang dewasa dalam membangun PAK khususnya
dalam dirinya dan orang-lain.
Seiring
dengan tugas dan tanggungjawab orang dewasa dalam hidupnya, orang dewasa tidak
hanya bertanggungjawab dalam hal-hal duniawi tetapi juga untuk kehidupan rohani
anak-anak mereka, dan berdampak bagi masyarakat, gereja dan sekitar. Pendidikan
orang dewasa hadir dalam konteks misi dan pembinaan secara khusus yang meliputi
katekisasi, kegiatan khusus dewasa, dll. Dengan adanya pendidikan orang dewasa
dalam gereja diharapkan dapat berbuah, dan menjadi berkat bagi oranglain.
Dengan
adanya berbagai metode dalam mengajar yang telah ditulis, setiap pengajar atau
guru dapat melakukan pengajaran dengan variasi sehingga peserta didik atau
orang dewasa madya yang belajar dapat menerima pelajaran dengan menarik,
bervariasi, namun tidak terlepas dari inti Pendidikan Agama Kristen itu
sendiri. Memang tidak cukup hanya mengetahui secara teori mengenai strategi
btersebut, oleh sebab itu pengajar harus memiliki kemampuan dalam mengajar
dengan cara berlatih terus-menerus, dan mengembangkan pengetahuan dengan
hal-hal baru.
B.
SARAN
Penulis
berharap, dengan adanya makalah ini setiap pendidik atau pengajar dapat
membenahi diri dengan pengetahuan pengajaran Pendidikan Agama bagi orang
dewasa, sehingga dapat mengajar secara professional dengan cara yang tepat,
sehingga menghasilkan tujuan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anggota IKAPI. 2010.
Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Boehlke Robert R. 2002.
Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktik PAK. Jakarta: BPK Gunung Mulya.
Lase Sudirman. 2011. Pendidikan Agama Kristen Kepada Orang
Dewasa. Medan: Mitra Medan.
Mariany Katji. 2012. Diktat Pembimbing PAK. Jakarta: STT IKSM
Santosa Asih.
Nuhamara Daniel. 2007. Pembimbing Pendidikan Agama Kristen.
Bandung: jurnal Info Media.
Sidjabat B. S. 2009. Mengajar Secara Profesional. Bandung:
Yayasan Kalam Hidup.
Suprijanto H. 2009. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bumi
Aksara.
[1] Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK, Bandung:
Jurnal Info Media, 2007, hlm 23
[2] Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan
Pikiran dan Praktik PAK, Jakarta: BPK Gunung Mulya, 2002, hlm 11.
[3] H. Suprijatno, Pendidikan Orang Dewasa Dari
Teori Hingga Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm 11.
[4] Ibid, hlm 13.
[5] Sudirman Lase, Pendidikan Agama Kristen
Kepada Orang Dewasa, Medan: Mitra Medan, 2011.
[6] Daniel Nuhamara, hlm 31.
[7] Katji Mariany, Diktat Pembimbing Pendidikan
Agama Kristen, Jakarta: STT IKSM Santosa Asih, 2012, hlm 21.
[8] Daniel Nuhamara, hlm 138.
[9] Ibid, hlm 139.
[10]
Ibid, hlm 140.
[11] B, S. Sidjabat, Mengajar Secara Profesional,
Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2009, hlm 267.
[12] Ibid, hlm 268.
[13] Ibid, hlm 281.