BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Roh Kudus adalah salah satu topik
yang paling banyak dibicarakan di kalangan orang-orang Kristen saat ini. Banyak
orang kebingungan dan simpang-siur tentang ajaran Roh Kudus ini. Banyak
pemberita Injil enggan mengajarkan topik ini di jemaat oleh karena kurangnya
pengetahuan tentang Roh Kudus. Sebagian lagi takut mengajarkannya karena takut
di- kritik. Banyak orang Kristen beranggapan bahwa Roh Kudus itu hanyalah
kekuatan tak berwujud atau suatu pengaruh dan bukan suatu pribadi. Mereka
memerlukan Roh Kudus sepertinya Roh Kudus itu hanya semacam kekuatan listrik
atau bentuk kekuatan yang lain, sehingga mereka dapat mematikan dan
menyalakannya sesuka mereka. Sebagian orang mengajarkan bahwa Roh Kudus itu
adalah semata-mata semacam zat yang dapat memenuhi orang. Ada pula orang yang
mengatakan bahwa Roh Kudus itu adalah kekuatan misterius yang bekerja dalam
hati manusia yang membawa kepada pertobatan dan keselamatan. Sebagian lagi
percaya bahwa Roh Kudus itu semata-mata hanya pengaruh atau tenaga aktif Ilahi.
Roh Kudus itu adalah pribadi, individual dengan kepribadian. Dia lebih dari
sekedar suatu kekuatan atau kuasa; Dia adalah pribadi surgawi yang hidup. Roh
Kudus adalah Allah dan Pribadi ketiga dari Trinitas. Ia setara dengan Allah
Bapa dan Allah Anak. Karena itu sesungguhnya bagi Dia pun selayaknya diberikan
penghormatan, penghargaan dan kemuliaan yang sama. Kita tidak seharusnya
memperlakukan Dia sebagai Pribadi yang lebih rendah. Kita seharusnya mengenal
Dia sebagaimana kita mengenal kedua pribadi Allah yang lain (Kis 5:3,4).
Penyangkalan atas kepribadian Roh Kudus bukanlah hal yang baru. Pada abad ke
keempat, Arius mengajarkan bahwa Roh Kudus hanyalah energi Allah yang
dipancarkan ke dalam dunia. Socinus, pada abad keenam belas mengajarkan
pandangan yang hampir sama dengan Arius. Socinus mengajarkan bahwa Roh Kudus
adalah energi yang keluar dari Allah. Saat ini, kaum Unitarianisme menyangkal
kepribadian Roh Kudus. Konsep ini salah sama sekali. Roh Kudus adalah Pribadi.
Ia adalah Satu Pribadi yang memiliki otoritas (wibawa) dan Kuasa yang besar
(possesses great), tapi Ia sendiri jauh lebih besar dari kekuatan yang
dimilikiNya. Ia layak untuk mendapatkan penghargaan dan hormat yang kita
berikan kepada Allah yang Maha Kuasa.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PERSONALITAS
ROH KUDUS
A. Dia Adalah Pribadi
1. Banyak sebutan untuk Roh Kudus di
dalam Perjanjian Lama dan di dalam Perjanjian Baru sendiri ada 40 sebutan.
Beberapa sebutan tersebut hanya dapat diaplikasikan kepada seseorang atau
pribadi. Contohnya Dia disebut penolong (Yohanes 14:16, 26; 15:26; 16:7). Di
dalam 1 Yohanes 2:1 disebut pengantara. Disebut begitu karena Dia memberikan
pertolongan dan penghiburan kepada umat Allah (Kisah Rasul 9:31). Ketika
Perjanjian Baru berbicara tentang Roh Kudus sebagai Roh Allah atau Roh Kristus
(Roma 8:9; Lukas 4:18; Kisah Rasul 16:6, 7) ini berarti lebih dari sekedar
pikiran atau watak atau sifat dari Allah atau Kristus. Sebab walaupun kata
“Roh” adalah berbentuk “neuter” dalam tata bahasa, namun kata ganti maskulin
kadang-kadang dipakai untuk Dia di dalam Perjanjian Baru bahasa Yunani (Yohanes
14:26; 16:13, 14).
2. Kepribadian Roh Kudus dapat
dilihat dari sifat-sifatNya. Sifat-sifat Roh Kudus menunjukkan bahwa Dia adalah
pribadi yang hidup, seorang individual dan bukan hanya sebuah tenaga.
- Membuat keputusan (Kisah Rasul 15:28);
- Pikiran (Roma 8:27);
- Kehendak (1 Korintus 12:11);
- Pengetahuan (1 Korintus 2:11);
- Perasaan (kasih, duka-cita, suka-cita) (Roma 15:30; Efesus 4:30; 1 Tesalonika 1:6).
3. Roh Kudus bertindak sebagai
seorang pribadi dan bukan hanya sebuah tenaga semata. Dia dapat melakukan
hal-hal berikut ini:
- Mengajar dan mengingatkan (Yohanes 14:26);
- Bersaksi (Yohanes 15:26);
- Memimpin kepada kebenaran (Yohanes 16:13);
- Berbicara (1 Timotius 4:1);
- Melarang (Kisah Rasul 16:6);
- Menyelidiki (1 Korintus 2:10);
- Bersekutu (2 Korintus 13:14);
- Memohonkan (Roma 8:26, 27);
- Memimpin (Lukas 4:1; Roma 8:14).
Seorang pribadi dapat terlibat dalam
masing-masing tindakan di atas, sementara suatu tenaga semata tidak dapat, maka
Roh Kudus harus dilihat sebagai seorang pribadi. Roh Kudus juga dapat dihujat
(Matius 12:31, 32). Ananias berbohong kepadaNya (Kisah Rasul 5:3), ditolak
(Kisah Rasul 7:51), berduka (Efesus 4:30), dan dihina (Ibrani 10:29),
dipadamkan (1 Tesalonika 5:19). Pernyataan-pernyataan bahwa manusia dapat
melakukan hal-hal ini kepada Roh Kudus menunjukkan bahwa Dia adalah pribadi.
B. Dia Adalah Anggota Ke-Allah-an
Roh Kudus disebutkan bersama-sama
dengan Allah (Matius 3:13-17; Markus 1:9-11; Matius 28:18-20; 2 Korintus 13:14;
Efesus 4:4-6). Roh Kudus juga disebut Allah dalam Kisah Rasul 5:3, 4. Roh Kudus
juga menyandang nama Ilahi seperti dapat dilihat dalam ayat-ayat berikut ini:
Kejadian 1:2; Matius 3:16; Lukas 4:18; 1 Korintus 6:11; Hakim-hakim 3:10;
Yesaya 61:1, dan lain-lain.
2. KARYA
ROH KUDUS MENGONFIRMASIKAN PERSONALITASNYA.
Roh kudus menmpilkan
karya-karyaNya yang serupa dengan karya-karya dari Allah, Bapa, dan Putra.
Karya-karya ini mengonfirmasikan personalitas dari Roh Kudus.
·
Roh kudus mengajar. Sebelum Yesus
meninggalkan murid-muridNya, Dia mendorong mereka dengan mengatakan kepada
mereka bahwa Ia akan mengutus “penolong yang lain” (Yoh. 14:16). “Yang lain”
menekankan bahwa Roh Kudus akan menjadi penolong yang serupa denga Kristus. Sebagaimana
Kristus mengajar murid-murid (Mat. 5:2, Yoh. 8:2), demikian pula Roh Kudus akan
mengajar mereka (Yoh. 14:26). Roh Kudus akan menampilkan dan melakukan
pengajaran yang sama dengan Kristus. Roh Kudus akan menyebabkan mereka
mengingat hal-hal yang Kristus telah ajarkan sebelumnya, Roh Kudus akan
mengonfirmasi pengajaran Kristus
·
Roh Kudus bersaksi. Yesus berjanji pada
murid-murid bahwa Roh Kudus “akan memberikan kesaksian tentang Aku” (Yoh.
15:26). Kata “memberikan kesaksian” berarti memberikan kesaksian tentang
seseorang. Roh Kudus akan bersaksi tentang pengajaran Kristus bahwa ia telah
datang dari Bapa dan telah mengatakan kebenaran Allah. Kata yang sama digunakan
pada waktu para murid bersaksi tentang Kristus di Yohanes 15:27. Sebagaimana
para murid bersaksi tentang Kristus demikian pula Roh Kudus bersaksi tentang
Kristus.
·
Roh Kudus membimbing. Yesus
mendeklarasikan bahwa pada waktu Roh Kudus datang. Ia aka membimbing mereka
pada semua kebenaran (Yoh. 16:13). Gambarannya adalah seperti seorang pemandu atau
pemimpin perjalanan menuju pada wilayah asing bagi mereka yang sedang melakukan
perjalanan, tetapi dikenal oleh pemandu itu.
·
Roh Kudus meyakinkan. Yohanes 16:8
mendeklarasikan masa depan pelayanan dari Roh Kudus yaitu akan “meyakinkan
dunia”. “Meyakinkan” (Yunani elegcho) berarti “meyakinkan seseorang akan
sesuatu; menunjukkan sesuatu pada seseorang. Roh Kudus bertindak sebagai
pengacara ilahi yang meyakinkan dunia tentang dosa, kebenaran dan penghakiman.
·
Roh Kudus melahirbarukan. Seseorang yang
mengalami kehiran baru telah dilahirkan oleh Roh Kudus; Ia telah dilahirbarukan
oleh Roh. Sebagaimana Putra Allah memberikan hidup kepada orang percaya (Yoh.
5:21), demikian pula Roh Kudus melahirbarukan manusia (lihat Yeh. 36:25-27;
Tit. 3:5).
·
Roh Kudus menjadi pendoa syafaat. Pada
saat orang percaya sedang lemah, Roh Kudus menyerukan keluhan orang percaya dan
berdoa atas nama orang percaya (Rm. 8:26). Bapa mengerti doa syafaat Roh Kudus
dan menjawab doa dan bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan hidup orang
percaya karena Roh Kudus telah berdoa bagi anak Allah (Rm. 8:28). Kata yang
sama berkaitan dengan doa syafaat digunakan oleh Kristus dalam karya doa
syafaat-Nya (Rm. 8:34; Ibr. 7:25). Sebagaimana Kristus berdoa syafaat bagi
orang percaya, demikian pula Roh Kudus berdoa syafaat bagi orang lain; pribadi
yang berdoa syafaat. Sekali lagi diingatkan: benda mati tidak bisa menjadi juru
syafaat bagi yang lain; seorang pribadilah yang menjadi juru syafaat.
·
Roh Kudus memerintah. Di Kisah Para
Rasul 13:2 Roh Kudus memerintahkan Paulus dan Barnabas untuk dikhususkan bagi
pekerjaan misi; Kisah Para Rasul 13:4 menambahkan bahwa kedua orang itu diutus
oleh Roh Kudus. Di Kisah Para Rasul 16:6 Roh Kudus melarang Paulus dan Silas
untuk berkhotbah di Asia; di Kisah Para Rasul 8:29 Roh Kudus mengarahkan
Filipus untuk berbicara pada Sida-sida dari Etiopia.
3. POSISI-NYA
MENGONFIRMASI PERSONALITAS-NYA
“Tindakan-tindakan
tertentu yang ditujukan pada Roh Kudus akan sangat tidak lazim apabila memiliki
personalitas yang sejati.”
·
Roh Kudus dapat didukakan. Roh Kudus
dapat didukakan pada waktu orang percaya berdosa (lihat pembahasan sebelumnya;
lihat Yes. 63:10).
·
Roh Kudus dapat dihujat. Penghujatan
biasanya dipikirkan sebagai sesuatu melawan Allah Bapa (lihat Why. 13:6; 16:9).
Kristus juga dihujat (Mat.27:39; Luk. 23:39); demikian pula Roh Kudus adalah
pada saat karya Kristus disebut sebagai berasal dari Setan, padahal pada waktu
itu Roh Kudus telah memberikan kesaksian tentang pekerjaan Kristus sebagai yang
berasal dari Allah Bapa.
·
Roh Kudus dapat ditolak. Dalam
pembicaraannya melawan ketidakpercayaan orang Yahudi yang akhirnya merajam dia
dengan batu sampai mati, Stefanus menuduh mereka sebagai orang “tegar tengkuk
dan tidak bersunat hati dan telinganya selalu menolak Roh Kudus” (Kis. 7:51).
Mereka berdiri dalam antrian panjang dari suatu tradisi menolak pekerjaan Allah
dan menolak peringatan Roh Kudus.
·
Roh Kudus dapat didustai. Pada waktu
Petrus mengkonfrontasi Ananias dan Safira berkaitan dengan penipuan mereka, ia
menuduh mereka telah mendustai Roh Kudus (Kis. 5:3). Ananias dan Safira dihukum
mati karena mereka telah berdosa, yaitu mendustai Roh Kudus.
·
Roh Kudus dapat ditaati. Di Kisah Para
Rasul 10 Tahun memberikan Wahyu yang paling jelas kepada Petrus bahwa ia juga
memasukkan orang non-Yahudi dalam wilayah berkat-Nya. Dalam hubungan ini Roh
Kudus berkata kepada Petrus untuk mendampingi dua orang pergi ke rumah
Kornelius di mana kebenaran ini akan menjadi terbukti pada orang non-Yahudi.
Petrus taat akan perintah Roh Kudus dan pergi ke rumah Kornelius di Kaisarea.
Petrus taat pada Roh Kudus.
Contoh-contoh
itu memberikan bukti-bukti personalitas dari Roh Kudus di mana ia dapat
didukakan, dihujat, didustai, ditolak, dan ditaati. Semua itu hanya dapat
dikatakan pada pribadi yang memiliki personalitas.
4. SEBUTAN-NYA
MENGONFIRMASIKAN KEPRIBADIAN-NYA
Kata Yunani untuk Roh
Kudus adalah pneuma yang adalah kata netral. Setiap kata ganti yang digunakan
untuk menggantik pneuma sewajarnya adalah netral juga. Namun, para penulis
Alkitab tidak mengikut pola tata bahasa; melainkan, mereka menggantikannya
dengan kata ganti maskulin yang ditujukan pada Roh Kudus. Pergantian tata
bahasa yang memiliki tujuan ini menekankan kepribadian dari Roh Kudus.
Seharusnya tidak ada alasan untuk mengganti bentuk netral pada maskulin kalau
Roh Kudus tidak di pahami sebagai yang berkepribadian.
5. KEILAHIAN
ROH KUDUS
Keilahian Roh Kudus
tidak dapat di pisahkan dari doktrin trinitas. Suatu penyangkalan akan salah
satu di antaranya berarti penyangkalan pada yang lainnya, kepercayaan pada
trinitas mengharuskan suatu kepercayaan pada keilahian Roh Kudus.
Ada banyak hal yang tidak dapat kita
ketahui tentang Roh Kudus (Ulangan 29:29), tetapi banyak pula yang dapat kita
pelajari. Oleh karena Alkitab diilhami oleh Roh Kudus (2 Petrus 1:21; Efesus
6:17). Roh Kudus adalah pengarang Alkitab yang sesungguhnya (Kisah Rasul 28:25;
Ibrani 3:7; 10:15), maka kita harus mempelajari Roh sedapat mungkin. Ada 90
referensi tentang Roh Kudus di dalam Perjanjian Lama dan kira-kira 263 di dalam
Perjanjian Baru.
6. BUKTI-BUKTI
ALKITAB BAHWA ROH KUDUS ADALAH PRIBADI
Alkitab
menjelaskan bahwa Roh Kudus merupakan satu keberadaan yang berpribadi, bukan
suatu kekuatan yang tidak berpribadi (impersonal). Sementara Keilahian Kristus
terus menjadi perdebatan, maka pengakuan akan kepribadian Roh Kudus juga terus
menjadi perdebatan. Berikut ini argumentasi dan bukti-bukti Alkitab yang
membela bahwa Roh Kudus adalah suatu Pribadi.
Pertama, bukti berdasarkan pertimbangan
grammatikal. Kata benda dan kata kepemilikan dalam bahasa Yunani Perjanjian
Baru membedakan jenis kelamin yang disebut gender yang dapat menunjukkan sifat
maskulin, feminim, atau netral. Kata Yunani untuk “roh” adalah “pneuma” pada
umumnya bergender netral. Namun, ketika Yesus menjelaskan pelayanan Roh Kudus,
maka Ia memakai kata “Pneuma” dengan kata ganti Yunani bentuk maskulin
“ekeinos”, seperti yang tercatat dalam Yohanes 16:13, “Tetapi apabila Ia
(ekeino) datang, yaitu Roh (Pneuma) Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam
seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri,
tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia
akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang” (1 Yohanes 16:13). Disini
Yohanes sengaja menggambarkan Roh Kudus sebagai satu pribadi bukan suatu
kekuatan besar (baca juga Yohanes 14:17; 15:26). Setiap bukti Alkitabiah
tersebut membawa pada kesimpulan bahwa Roh Kudus, meskipun keberadaan-Nya
adalah roh, sesungguhnya adalah Pribadi yang sama seperti Bapa, atau anak, atau
kita.
Kedua, bukti berdasarkan pertimbangan
bahwa Roh Kudus memiliki dan menunjukkan sifat-sifat dasar dari suatu pribadi.
Sesuatu dikatakan berpribadi apabila ia memiliki dan menunjukkan sifat-sifat
dasar pribadi seperti kecerdasan, perasaan, dan kehendak. Karena pribadi yang
sesungguhnya memiliki kecerdasan, perasaan, dan kehendak, dan oleh karena Roh
Kudus memiliki semua sifat ini, maka pasti Dia adalah suatu Pribadi. Alkitab
menyatakan bahwa: (1) Roh Kudus memiliki kecerdasan. Dia mengetahui dan
menyelidiki segala sesuatu yang dari Allah (1 Korintis 2:10-11); Dia memiliki
pikiran (Roma 8:27); dan Dia dapat mengajar manusia (1 Kor. 2:13). (2) Dia
menyatakan perasaan. Dia dapat berdukacita karena segala tindakan orang-orang
percaya yang penuh dosa (Efesus 4:30 --- suatu pengaruh tidak dapat merasa
berdukacita). (3) Dia memiliki kehendak. Dia menggunakan kehendak untuk
membagikan karunia-karunia kepada tubuh Kristus (1 Korintus 12:11). Dia juga
memimpin seluruh akitivitas orang Kristen (Kisah Para Rasul 16:6-11).
Ketiga, bukti berdasarkan pertimbangan
bahwa Roh Kudus menunjukkan dan melakukan tindakan-tindakan dari suatu pribadi.
Perhatikanlah pernyataan-pernyataan tentang kepribadian Roh Kudus di bawah ini
: Ia dapat menghibur (Kisah Para Rasul 9:31), Ia dapat berbicara (Kisah Para
Rasul 13:2), Ia dapat berdoa (Roma 8:26), Ia dapat mengajar (Yohanes 14:26), Ia
dapat mengerjakan seperti yang dikehendakiNya (1 Korintus 12:11), Ia dapat
melarang (Kisah Para Rasul 16:6), Ia dapat melakukan mujizat-mujizat (Kisah Para
Rasul 19:6). Ia memimpin kita ke dalam kebenaran dengan cara mendengar,
berbicara, dan menunjukkan (Yohanes 16:13). Dia meyakinkan akan dosa (Yohanes
16:8).
Keempat, bukti berdasarkan pertimbangan
bahwa Roh Kudus mengalami perlakukan suatu pribadi. Suatu kuasa atau pengaruh
tidak sanggup untuk merasakan hal-hal yang Roh Kudus dapat rasakan. Contohnya,
kita diperingatkan untuk tidak "mendukacitakan" Roh Kudus (Efesus
4:30). Ananias dan Safira "mendustai Roh Kudus" (Kisah Para Rasul 5:3,4).
Suatu kuasa atau kekuatan tidak dapat didukacitakan. Kita tidak dapat
mendukacitakan atau menyakiti kekuatan daya listrik misalnya, hal itu tidak
mempengaruhi jika menipu ataupun mencobainya. Suatu wujud kuasa atau kekuatan
bukan merupakan satu pribadi yang dapat merasakan hal-hal seperti itu. Tetapi
seseorang atau satu pribadi dapat didukacitakan, disakiti, didustai dan
dicobai. Berikut ini perlakukan yang dapat dilakukan manusia kepada Roh Kudus
yang menujukkan bahwa Roh Kudus adalah suatu pribadi: Ia adalah Oknum yang harus
ditaati (Kisah Para Rasul 10:19-21); Dia dapat dibohongi (Kisah Para Rasul
5:3); Dia dapat ditentang (Kisah Para Rasul 7:51); Dia dapat dibuat berdukacita
(Efesus. 4:30); Dia dapat dihujat (Matis 12:31); Dia dapat dihina (Ibrani
10:29). Untuk berpikir bahwa suatu pengaruh dapat bertindak dan bereaksi
seperti hal-hal di atas adalah tidak benar.
Kelima, bukti berdasarkan pertimbangan
bahwa Roh Kudus berhubungan suatu pribadi dengan pribadi-pribadi lainnya.
Kemampuan Roh Kudus dalam berelasi dengan pribadi-pribadi lainnya menujukkan
bahwa Ia adalah suatu Pribadi. (1) RelasiNya dengan para rasul. Roh Kudus
berhubungan dengan para rasul dalam suatu cara yang menunjukkan kepribadian-Nya
sendiri yang tidak sama (Kisah Para Rasul 15:28). Dia adalah suatu Pribadi sama
seperti mereka adalah pribadi-pribadi juga; nanmun demikian, Dia adalah pribadi
yang tidak sama dan dapat dikenali. (2) RelasiNya dengan Yesus. Roh Kudus
berhubungan dengan Tuhan Yesus dalam cara sedemikian rupa sehingga jika Tuhan
Yesus memiliki kepribadian, maka seseorang harus berkesimpulan bahwa Roh Kudus
memiliki kepribadian juga. Namun, Dia tidak sama dengan Kritus (Yohanes 16:14).
(3) RelasiNya dengan Pribadi-Pribadi Trinitas lainnya. Roh Kudus berhubungan
dengan Pribadi-Pribadi lainnya dalam Trinitas sebagai Pribadi yang sama
derajatnya (Matius 28:19; 2 Korintus 13:14).
7. BUKTI-BUKTI
ALKITAB BAHWA ROH KUDUS ADALAH ALLAH
Pengakuan akan keilahian Roh Kudus adalah pernyataan
Alkitab. Menyangkali Keilahian Roh Kudus berarti penyangkalan terhadap doktrin
Trinitas. Berikut ini argumentasi dan bukti-bukti Alkitabiah yang membela
Keilahian Roh Kudus.
Pertama, bukti berdasarkan penyataan Alkitab
bahwa sebutan Roh Kudus dan Allah atau Tuhan dapat saling dipertukarkan
(interchangeable). (1) Apa yang disampaikan Paulus dalam Kisah Para Rasul
28:25-27 itu ia kutip dari Yesaya 6:8-10. Paulus berkata bahwa “firman itu
disampaikan oleh Roh Kudus” dengan perantaraan nabi Yesaya, tetapi Yesaya
6:8-10 menyebutkan bahwa itu adalah “suara Tuhan” kepadaNya. Ini menunjukkan
bahwa Roh Kudus adalah Tuhan sendiri! (2) Pernyataan dalam Ibrani 3:7-11 jika
dibandingkan dengan Mazmur 95:7b-11 dan Keluaran 17:1-7, maka kita menemukan
bahwa Roh Kudus adalah TUHAN. Kata-kata dalam Ibrani 3:7-11 merupakan kata-kata
Roh Kudus, maka kata-kata “mencobai Aku” berarti “mencobai Roh Kudus”. Jika
kita melihat dalam Mazmur 95:7b-11, yang hampir-hampir identik dengan Ibrani
3:7-11 tadi, maka bisa kita dapatkan dari Mazmur 95:8 bahwa itu adalah
peristiwa yang terjadi di Masa dan Meriba (Keluaran 17:1-7). Dalam Keluaran
17:7 dikatakan, "Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang
Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan
mengatakan: “Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?". Jadi disini
dipakai istilah “mencobai TUHAN”, padahal dalam Ibrani 3:7-11 dikatakan bahwa
mereka “mencobai Roh Kudus”. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah TUHAN!
(3) Selanjutnya, Ibrani 10:16-17 merupakan kutipan sebagian dari Yeremia
31:33,34. Dalam Yeremia 31 disebutkan bahwa kata-kata itu diucapkan oleh TUHAN.
Perhatikan kata-kata “firman TUHAN” dalam Yeremia 31:31,32c,34b. tetapi dalam
Ibrani 10:15-17 disebutkan bahwa itu merupakan “kesaksian / firman Roh Kudus”
(Ibrani 10:15b,16b). Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah TUHAN sendiri! (4)
Hal yang sama dapat kita lihat dalam Kisah Para Rasul 5:3-9, bahwa Ananias yang
“mendustai Roh Kudus" (ayat 3) sama dengan “mendustai Allah” (ayat 4) dan
“mencobai Roh Tuhan” (ayat 9). (5) Paulus menyatakan bahwa tubuh orang percaya
adalah “bait Allah” dan bahwa “Roh Allah diam di dalam kamu’ (1 Korintus 3:16.
Jika tubuh orang percaya adalah bait Allah, maka artinya Allahlah yang tinggal
di dalam tubuh kita, tetapi Paulus mengatakan Roh Allah atau Roh Kuduslah yang
tinggal di dalam orang percaya. Hal ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah
Allah (bandingkan 1 Korintus 6:19).
Kedua, bukti berdasarkan pertimbangan bahwa Roh Kudus memiliki dan menunjukkan sifat-sifat KeilahianNya. Sebagaimana telah disebutkan diatas, Roh Kudus memiliki sifat-sifat yang menunjukkan bahwa dia adalah Pribadi yang sesungguhnya. Tetapi Roh Kudus juga memiliki sifat-sifat yang hanya dimiliki Allah, yang karenanya menunjukkan bahwa Dia adalah Allah. Sifat-sifat itu adalah:
Kedua, bukti berdasarkan pertimbangan bahwa Roh Kudus memiliki dan menunjukkan sifat-sifat KeilahianNya. Sebagaimana telah disebutkan diatas, Roh Kudus memiliki sifat-sifat yang menunjukkan bahwa dia adalah Pribadi yang sesungguhnya. Tetapi Roh Kudus juga memiliki sifat-sifat yang hanya dimiliki Allah, yang karenanya menunjukkan bahwa Dia adalah Allah. Sifat-sifat itu adalah:
(1) Kekekalan. “Betapa lebihnya
darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri
kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani
kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada
Allah yang hidup” (Ibrani 9:14).
(2) Omnipresent (ada dimana-mana).
Daud dan Yeremia menyatakan, “Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana
aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana;
jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau. Jika
aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di
sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku” (Mazmur
139:7-10). “Sekiranya ada seseorang menyembunyikan diri dalam tempat persembunyian,
masakan Aku tidak melihat dia? demikianlah firman TUHAN. Tidakkah Aku memenuhi
langit dan bumi? demikianlah firman TUHAN” (Yeremia 23:24).
(3) Omnipotent (maha kuasa). Paulus
melakukan tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh kuasa Roh Allah (Roma 15:19).
Mikha mengatakan, “Tetapi aku ini penuh dengan kekuatan dengan Roh Tuhan,
dengan keadilan dan keperkasaan untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya
dan kepada Israel dosanya” (Mikha 3:8). Kelahiran Kristus dari seorang anak
dara adalah oleh kuasa Roh Kudus (Lukas 1:35).
(4) Omniscient (maha tahu). “Siapa
yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai
penasihat? Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan
siapa yang mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia
pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian?”
(Yesaya 40:13, 14). Paulus mengatakan bahwa Roh mengetahui segala sesuatu,
“Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki
segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah” (1 Korintus
2:10). “Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab
segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita
harus memberikan pertanggungan jawab” (Ibrani 4:13).
(5) Melakukan pekerjaan Ilahi. Roh
Kudus sering disebutkan sebagai Allah (Kisah Rasul 5:3, 4; 1 Korintus 3:16;
6:19; 12:4-6) dan melakukan pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh Allah.
- Penciptaan. Roh Kudus turut ambil bagian dalam penciptaan dunia ini. Ini dapat dilihat dari ayat-ayat seperti Kejadian 1:2; Ayub 26:13; 33:4.
- Kelahiran baru. Roh Kudus juga mempunyai peranan dalam kelahiran baru manusia (Yohanes 3:5).
- Tanda ajaib. Roh memberikan kuasa untuk melakukan tanda ajaib (1 Korintus 12:9, 11)
- Ilham. Roh Kudus mengilhami (mewahyui) penulis-penulis Perjanjian Lama dan Baru, menuntun mereka agar semua tulisan mereka tidak dapat salah (2 Petrus 1:21; 2 Timotius 3:16, 17).
- Menguduskan. Roh Allah menguduskan orang-orang yang patuh kepada Allah (2 Tesalonika 2:13).
Ketiga, bukti berdasarkan pertimbangan
bahwa Roh Kudus menunjukkan dan melakukan tindakan-tindakan yang hanya
dilakukan oleh Allah. Perhatikanlah perkerjaan dan tindakan yang dilakukan oleh
Roh Kudus berikut ini: (1) Dialah penyebab terjadinya Kelahiran Perawan (Lukas
1:35). (2) Dialah pelaku yang memberikan ilham kepada para Penulis Kitab Suci
(2 Petrus 1:21). (3) Dia terlibat dalam penciptaan dunia (Kejadian 1:2). Di
sini sama seperti dalam penggunaan kata “Roh Allah” lainnya di dalam Perjanjian
Lama, kita mungkin bertanya apakah ayat-ayat tersebut secara jelas menunjuk
kepada Pribadi ketiga dari Trinitas ataukah kepada Allah sebagai Roh (sebab Dia
adalah Roh). Berdasarkan ayat 2, tidak diragukan bahwa ini menunjuk kepada Roh
Kudus.
Keempat, bukti berdasarkan pertimbangan
persatuan Roh Kudus dengan Pribadi-pribadi Lainnya dalam Keallahan Membuktikan
Bahwa Dia Adalah Allah. (1) Roh Kudus sebagai Yahweh. Perjanjian Baru
mengenalkan Roh Kudus sebagai Yahweh dalam Perjanjian Lama, terutama sekali
pada kutipan dari suatu bagian Perjanjian Lama yang menyatakan Allah berfirman
dan yang sebenarnya dimaksudkan dalam kutipan itu adalah Roh Kudus (bandingkan:
Kisah Para Rasul 28:25 dengan Yesaya 1-13 dan Ibrani 10:15-17 dengan Yeremia
31:31-34). Hal tersebut merupakan bukti yang kuat bahwa para Penulis Perjanjian
Baru menganggap Roh Kudus adalah Allah. (2) Roh Kudus dan Allah. Menghujat dan
berdusta kepada Roh Kudus adalah sama dengan melakukan hal-hal tersebut kepada
Allah (Mat. 12:31-32; Kis. 5:3-4). (4) Kedudukan-Nya setara. Roh Kudus selalu
disejajarkan kedudukan-Nya dengan Bapa dan Anak (Matius 28:19; 2 Korintus
13:14). Secara khusus, frase Yunani yang tertulis di Matius 28:19 yaitu
“baptizontes autous eis to onoma tou patros kai tou uiou kai tou agiou
pneumatos” yang diterjemahkan menjadi “baptislah mereka dalam nama Bapa, dan
Anak, dan Roh Kudus”, dimana hal yang menarik adalah bahwa sekalipun di sini
disebutkan tiga buah nama yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus, tetapi kata kata
Yunani “eis to onomo” yang diterjemahkan “dalam nama” adalah nominatif singular
(bentuk tunggal, bukan bentuk jamak)! Dalam bahasa Inggris diterjemahkan name
(bentuk tunggal), bukan names (bentuk jamak). Karena itu ayat ini bukan hanya
menunjukkan bahwa ketiga Pribadi itu setara, tetapi juga menunjukkan bahwa
ketiga Pribadi itu adalah satu atau esa. Kata “esa” yang digunakan dalam
Ulangan 6:4 dalam bahasa Ibraninya adalah “Ekhad” yang menunjuk kepada “satu
kesatuan yang mengandung makna kejamakan; dan bukan satu yang mutlak”. Jika
yang dimaksud “satu-satunya; atau satu yang mutlak” maka dalam bahasa Ibrani
yang digunakan adalah “yakhid”.
Kelima, bukti berdasarkan pertimbangan
bahwa sebutan-sebutan yang dikenakan pada Roh Kudus menunjukkan bahwa Ia adalah
Allah . Nama-nama ilahi dari Roh Kudus menyatakan Keallahan-Nya. Enam belas
kali Roh Kudus (Pneuma Agion) disebutkan dengan nama dua pribadi lainnya dari
Trinitas, yaitu “Roh Yesus/Pneuma Christou” (Kisah Para Rasul 16:7) dan “Roh
Allah/Pneuma Theou” (1 Korintus 6:11) . Selanjutnya, Yesus disebut “Pengantara”
atau “Parakletos” (1 Yohanes 2:1), dan Roh Kudus disebut “Penolong” atau
“Parakletos” yang lain (Yohanes 14:16). Janji Tuhan Yesus untuk mengirin
seorang Penolong (Parakletos) “yang lain” disini berarti seorang yang lain dari
Pribadi Trinitas. Kata Yunani yang diterjemahkan denhan frase “yang lain”
adalah “allos”. Ada dua kata Yunani yang berarti “yang lain”, yaitu “allos” dan
“heteros”. Tetapi kedua kata ini ada bedanya. Kata “allos” menunjuk pada “yang
lain” dari jenis yang sama; Sedangkan “heteros” menunjuk pada “yang lain” dari
jenis yang berbeda. Sebagai contoh, saya mempunyai satu botol minuman sprite.
Jika saya menginginkan satu botol sprite “yang lain”, yang sama dengan yang ada
pada saya ini, maka saya akan menggunakan kata “allos”. Seandainya saya
menghendaki minuman “yang lain”, misalnya fanta, maka saya harus menggunakan
“heteros”, bukan “allos”. Jadi pada saat Tuhan Yesus menyebut Roh Kudus sebagai
“Penolong yang lain”, ini menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai jenis atau
kualitas yang sama dengan Yesus.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas bagaimana
personalitas dan keilahian daripada Roh Kudus dalam posisiNya sebagai
Tritunggal dapat disimpulkan dalam beberapa point yaitu sebagai berikut.
Pertama, Roh Kudus itu Pribadi bukan
kekuatan atau energi. Karena itu, kita dapat bersekutu denganNya, kita dapat
dan harus memanjatkan doa kepadaNya.
Kedua, Roh Kudus yang sepenuhnya bersifat
Ilahi harus diberi kehormatan dan ketaatan yang sama yang kita berikan kepada
Bapa dan Anak, Dia layak disembah. Roh Kudus jangan dipandang sebagai hakikat
yang lebih rendah dari Bapa dan Anak, meskipun perananNya kadang-kadang berbeda
dari Bapa dan Anak.
Ketiga, Roh Kudus itu satu dengan Bapa dan
Anak. KaryaNya merupakan ungkapan rencana KetigaNya. Diantara Pribadi dan
kegiatan Mereka tidak terdapat pertentangan dan ketegangan.
Keempat, Allah bukanlah Allah yang jauh. Di dalam Roh Kudus, Allah Tritunggal menghampiri kita begitu dekat bahkan sampai masuk ke dalam masing-masing orang percaya. Melalui Roh Kudus, Dia benar-benar menjadi “Imanuel” yaitu “Allah menyertai kita”.
Keempat, Allah bukanlah Allah yang jauh. Di dalam Roh Kudus, Allah Tritunggal menghampiri kita begitu dekat bahkan sampai masuk ke dalam masing-masing orang percaya. Melalui Roh Kudus, Dia benar-benar menjadi “Imanuel” yaitu “Allah menyertai kita”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar