Selasa, 26 November 2013

STRATEGI PAK DALAM Pelayanan Dewasa Madya

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah…………………………………………………………….
B.     Tujuan Penulisan…………………………………………………………………….

BAB II ISI
A.    Hakikat Pendidikan Agama Kristen…………………………………………………
B.     Pengertian PAK Dewasa………………………………………………………………
C.    Tujuan PAK Dewasa…………………………………………………………………..
D.    Dasar Alkitabiah PAK Dewasa………………………………………………………..
E.     Strategi PAK Pada Dewasa Madya……………………………………………………

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan……………………………………………………………………………..
B.     Saran……………………………………………………………………………………








BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini, dengan adanya perkembangan-perkembangan dalam dunia pendidikan, misalnya dengan adanya pendidikan formal, maka peran orang tua atau dewasa madya berkurang dalam mengatur spiritual anak. Beberapa orang tua lebih berharap sekolah dan gereja yang mengembangkan kerohanian anak. Hal ini dipengaruhi kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kerohanian yang akan diterapkan. Sehingga orangtua lebih mengharapkan guru-guru disekolah untuk mengasuh anak mereka. Tidak terlepas dari hal itu, ternyata kebanyakan juga orang tua yang masih belum memahami dasar-dasar nilai Pendidikan Agama Kristen secara Alkitabiah, sehingga mereka tidak dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita teliti sebenarnya Alkitab banyak mengungkapkan nilai-nilai Kristiani, namun karena kemalasan, kebosanan akan pendidikan agama Kristen maka mereka lebih memilih melakukan hal-hal duniawi yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan.
Setiap orang yang masuk dalam usia dewasa diharapkan bisa berperan aktif dengan cara mengembangkan diri melalui perilaku yang dewasa dalam kehidupan sehari-hari dan bermasyarakat. Setiap orang dituntut untuk menggunakan waktu dan kesempatan secara baik dan efektif  dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada.
Orang dewasa seharusnya dapat menjadi teladan bagi orang yang muda, namun banyak orang dewasa yang belum memperhatikan peran mereka dalam kehidupannya. Untuk itu, dalam mengajarkan PAK bagi orang dewasa madya, diperlukan strategi atau metode khusus agar pengajaran itu dapat berjalan dengan baik, menarik, efektif dan efesien.
B.     TUJUAN PENULISAN
Makalah ini ditulis dengan maksud dan tujuan agar setiap orang dewasa madya menyadari betapa pentingnya mereka dalam pembentukan kerohanian. Dengan adanya pengenalan akan Firman Tuhan, diharapkan orang dewasa madya dapat menjalani kehidupan dengan nilai dan norma baik dalam Alkitab maupun dalam masyarakat, sehingga menjadi orang yang berguna bagi Kristus dan sesama dengan mencerminkan karakter Allah dan memuliakan Allah.
BAB II
ISI

A.    HAKIKAT PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Istilah pendidikan merupakan terjemahan dari “education” dalam bahasa inggris. Kata education berasal dari bahasa latin “ducere” yang berarti membimbing (to lead), ditambah awalan “e” yang berarti keluar (out). Jadi arti dasar dari pendidikan adalah suatu tindakan untuk membimbing keluar. Menurut Lawrence cremin pendidikan adalah usaha yang sadar, sistematis, dan berkesinambungan untuk mewariskan, membangkitkan atau memperoleh baik pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, keterampilan-keterampilan, atau kepekaan-kepekaan,  maupun hasil apa pun dari usaha tersebut.
Menurut  A. N. Whitehead defenisi pendidikan adalah sebagai bimbingan kepada individu menuju pemahaman dari seni kehidupan. Seni kehidupan diartikan sebagai pencapaian yang paling lengkap dari berbagai aktivitas yang menyatakan potensi-potensi dari mahluk hidup berhadapan dengan lingkungan yang aktual.
Apabila pendidikan agamawi dilakukan oleh dan dari tradisi tertentu, maka tradisi agamawi itulah yang menamai dan mencirikan pendidikan agamawi tersebut. Dengan demikian, jika pendidikan agamawi tersebut dilakukan oleh persekutuan agamawi Kristen (persekutuan iman Kristen) dan dari perspektif agama Kristen, maka istilah yang tepat untuk menamai usaha pendidikan agamawi tersebut adalah: pendidikan Agamawi Kristen. Jadi makna Kristen dalam istilah Pendidikan Agama Kristen di sini adalah bahwa pendidikan agama tersebut dilakukan oleh persekutuan iman Kristen dan perspektif agama Kristen.[1]
Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu usaha pendidikan. Oleh karena itu, ia merupakan usaha yang sadar, sistematis berkesinambungan apa pun bentuknya. Ini berarti PAK tidak hanya dilakukan di gereja dan sekolah saja, melainkan juga dilakukan dengan pendekatan sosialisasi. PAK juga merupakan pendidikan yang khusus yakni dimensi religious manusia. Ini berarti usaha tersebut dikhususkan pada bagaimana pencarian akan yang transenden serta pemberian ekspresi dari seseorang terhadap yang transenden tadi dikembangkan, serta dimungkinkan tetap terjadi pada manusia masa kini. Artinya segala pendidikan yang dikhususkan pada dimensi religious manusia, apakah itu pencarian akan yang transenden, kehendakNya dalam kehidupan nyata, Pendidikan Agama Kristen secara khusus menunjuk kepada persekutuan iman yang melakukan tugas pendidikan agama, yakni persekutuan iman Kristen. Oleh karena itu pencarian manusia terhadap yang transenden serta ekspresi dari hubungan itu diwarnai oleh ajaran Kristen sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab, tidak hanya untuk transmisi warisan Kristen tetapi bagaimana membentuk masa depan sesuai dengan visi Allah berdasarkan warisan masa lampau dan tindakan kreatif  masa kini. PAK juga sebagai usaha pendidikan bagaimana pun juga mempunyai hakikat politis. Karena itu PAK juga turut berpartisipasi dalam hakikat politisi pendidikan secara umum. Artinya, dalam PAK tidak hanya ada intervensi dalam kehidupan individual seseorang di bidang kerohanian saja, tetapi juga mempengaruhi cara dan sikap mereka ketika menjalani kehidupan dalam konteks masyarakat.
Menurut Marthin Luther (1483-1548), PAK adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaat untuk belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa serta bersukacita dalam firman Tuhan Yesus Kristus yang memerdekakan. Disamping itu PAK memperlengkapi mereka dengan sumber iman, khususnya yang berkaitan dengan pengalaman berdoa, dan rupa-rupa kebudayaan sehingga mampu melayani sesamanya termasuk masyarakat dan Negara serta mengambil bagian dengan bertanggungjawab dalam persekutuan Kristen.[2]
B.     PENGERTIAN PAK DEWASA
Pendidikan dewasa dirumuskan sebagai suatu proses yang menumbuhkan keinginan untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup. Belajar bagi orang dewasa berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan mencari jawabannya (Pannen, 1997).
Pendidikan orang dewasa (andragogy) berbeda dengan pendidikan anak-anak (paedagogy). Pendidikan anak-anak berlangsung dalam bentuk identifikasi dan peniruan, sedangkan pendidikan orang dewasa berlangsung dalam bentuk pengarahan diri sendiri untuk memecahkan masalah.[3]
Ada perbedaan antara anak-anak dan orang dewasa jika ditinjau berdasarkan umur, cirri psikologis, dan cirri biologis. Ditinjau dari segi umur, seseorang yang mulai berumur 17 tahun keatas dapat dikatakan dewasa berbeda dengan yang berumur 16 tahun kebawah masih dikatakan remaja dan anak-anak. Ditinjau dari sisi psikologis, seseorang dapat mengarahkan diri sendiri, tidak selalu bergantung pada orang lain, bertanggungjawab, mandiri, berani mengambil resiko dan mengambil keputusan. Sedangkan ditinjau dari cirri-ciri biologis, tanda-tanda kelamin sekunder pada laki-laki seperti bulu kumis, bulu jambang dll, sedangkan pada wanita mulai menstruasi dan tumbuhnya payudara.
Menurut Bryson pendidikan orang dewasa adalah semua aktivitas pendidikan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari yang hanya menggunakan sebagian waktunya dan tenaga untuk memeperoleh atau menambahkan intelektualnya. Sedangkan menurut Reeves dkk mendefenisikan pendidikan dewasa adalah suatu usaha yang ditujukan untuk pengembangan diri yang dilakukan individu tanpa paksaan legal, tanpa usaha menjadikan bidang utama kegiatannya, artinya penekanannya diberikan pada usaha yang tidak dipaksa, dan tidak menjadikan usaha utamanya. Selain itu pendidikan orang dewasa adalah pendidikan bekal bekerja, pendidikan jiwa baru dan kerohanian, pendidikan kader, dan pendidikan yang bersifat rekreatif-apresiatif dan kesegaran jasmani (Faisal, 1981).[4]
Jadi PAK Dewasa adalah seluruh aspek pendidikan yang didasarkan pada tinjauan Alkitabiah teologis, dan kerohanian, dalam hal kerohanian orang dewasa yang mengarahkan orang dewasa agar dapat menjalani kehidupan spiritual dengan baik dan benar sehingga menjadi berdampak positif bagi orang lain, baik dalam gereja, masyarakat dan dimanapun berada.
C.    TUJUAN PAK DEWASA
Secara umum tujuan pendidikan nasional yang ditanam melalui Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggungjawab.
Tujuan dapat menjadi tiga dimensi yaitu: Pertama, Aims adalah tujuan yang diusahakan untuk dicapai pada akhirnya secara mutlak. Misalnya tujuan usaha PAK di dalam gereja adalah untuk menolong anggota-anggota gereja bertumbuh menjadi dewasa.  Kedua, Goals, artinya tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu, misalnya tiga bulan dsb. Misalnya kurus. Ketiga, Objectives artinya tujuan yang hendak dicapai dalam suatu proses belajar mengajar dalam satu kali tatap muka.
Tujuan pendidikan orang dewasa dapat kita lihat melalui tujuh prinsip utama dalam pendidikan yaitu: Kesehatan (fisik, mental, keamanan dll), anggota keluarga yang berguna, pekerjaan (bimbingan, latihan, efesiensi ekonomi), pendidikan kewarganegaraan (prinsip demokrasi yang benar), pemanfaatan waktu luang (rekreasi jasmani, pikiran, spiritual, pengembangan kepribadian), etika (nilai moral, jiwa pelayanan, tanggungjawab pribadi), dan penguasaan pengetahuan dasar.
Pendidikan Agama Kristen pada orang dewasa merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk membimbing dan mengarahkan setiap orang untuk memiliki kesadaran dalam tingkat kedewasaan dan kematangan yang dia miliki yang ditujukan dalam berbagai hal baik dalam moralitas, maupun mental spiritualnya.[5]
Menurut Werner C, tujuan PAK adalah untuk membimbing individu pada semua tingkat perkembangannya, dengan cara pendidikan kontemporer, menuju pengenalan serta pengalaman akan rencana Allah dalam Kristus melalui setiap aspek kehidupan dan juga untuk memperlengkapi untuk pelayanan yang efektif.
Menurut Komisi PAK dan Dewan Gereja-gereja di Indonesia merumuskan tujuan PAK sebagai: mengajak, membantu menghantar seseorang, untuk mengenal kasih Allah yang nyata dalam Yesus Kristus, sehingga dengan pimpinan Roh Kudus ia dating ke dalam suatu persekutuan yang hidup dengan Tuhan, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.[6]
Menurut Robert Boehlke tujuan PAK adalah menolong orang dari semua golongan umum yang direncanakan kepada gereja untuk pemeliharaan akan pernyataan Allah dalam Yesus Kristus supaya mereka dibawah pimpinan Roh Kudus melayani sesama atas nama Tuhan dan berpegang teguh pada kebenaran dalam kasih Kristus.
Menurut para reformator: Pertama, Jhon kalvin tujuan PAK adalah mendidik semua putra-putri agar dilibatkan dalam pengajaran Alkitab secara benar. Kedua, Marthin Luther : tujuan PAK adalah melibatkan semua warga jemaat dalam rangka belajar teratur dan tertib agar semakin sadar akan dosanya dan bergembira dalam firman Tuhan Yesus Kristus, yang memerdekakan setiap orang. Dalam kitab Efesus 4:11-16 tujuannya adalah untuk memperlengkapi orang kudus, untuk pekerjaan pelayanan, mengajar orang dewasa di dalam kasih Kristus, berpegang teguh pada kebenaran, dll.[7]
Jadi, tujuan PAK Dewasa adalah membimbing orang dewasa dalam hal spiritual dengan landasan Firman Allah dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam perbuatan maupun perkataan, berpegang teguh pada kebenaran, kuat di dalam iman, dan mecerminkan karakter ilahi dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.
D.    DASAR ALKITABIAH PAK DEWASA
Dasar Alkitabiah PAK Dewasa yaitu Ulangan 6:7; Mazmur 78:72; Efesus 5: 22-23; 6:4 dll. Perlu diperhatikan bahwa berbagai keputusan ada ditangan orang dewasa. Dan bisa menjadi gaya hidupnya kelak. Keputusan-keputusan itu diantaranya adalah: keputusan tentang iman, keputusan tentang pernikahan, keputusan tentang pendidikan, keputusan tentang pekerjaan dan karir, dan keputusan tentang hubungan sosial.
Orang dewasa kelak akan menjadi pengajar dan pemimpin. Oleh sebab itu mereka perlu belajar PAK dan Firman Tuhan. Beberapa alas an penting PAK Dewasa:

1.      Karena perintah Tuhan.
2.      Untuk mengatasi atau untuk mencegah kenakalan orangtua.
3.      Karena merupakan pemimpin dan memegang jabatan dalam gereja.
4.      Karena orang tua menjadi guru yang utama bagi anak.
5.      Karena orang tua adalah bapa adalah imam dalam keluarga.
6.      Keluarga Kristen pemberian Tuhan yang tidak ternilai harganya.
Keluarga kristenlah yang memegang peranan penting dalam keluarga bahkan lebih penting dari pendidikan gereja. Jikalau itu keluarga kokoh dan sehat, masyarakatpun turut kokoh dan sehat. Keluarga merupakan suatu persekutuan yang terdiri dari orang-orang yang terkait ikatan darah dan hubunngan sosial yang paling kuat karena:
a.       Keluarga adalah bagian yang integral dari kehidupan gereja berhasil atau tidaknya gereja lokal bergantung pada individu yang terdapat dalam keluarga.
b.      Rencana keselamatan Allah menyatu dengan keluarga, Allah memakai keluarga untuk menyatukan rencana Nya bagi dunia ini.
Sedangkan menurut Sudirman Lase, dasar utama untuk PAK Dewasa adalah:
1.      Kasih (Matius 5:44; Luk 6:27-35, Yoh 13:34, Efesus 5:22.
2.      Pembenaran oleh iman (Rom 1:17b).
3.      Kedaulatan Allah (Yes 6:8).
4.      Alkitab sebagai firman Allah (Yoh 1:1-9).
E.     STRATEGI PAK  PADA DEWASA MADYA
Strategi adalah cara, metode, atau trik yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu dan mencapai kesuksesan yang dicapai. Dalam melakukan pengajaran PAK untuk orang dewasa madya ada beberapa strategi atau metode yang dipakai agar pengajaran yang dilakukan dapat tercapai secara maksimal, efesien dan efektif. Metode adalah suatu hal yang mempunyai dua sisi yakni teori dan praktik. Kita bisa mempelajari berbagai metode secara teoritis, namun hal itu tidak menjamin keberhasilan tanpa keterampilan melakukannya. Oleh sebab itu diperlukan praktik yang efesien dan efektif sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.

Beberapa strategi atau metode yang dipakai untuk menyampaikan PAK pada orang dewasa madya:
1.      Metode ceramah: melalui metode ini Tuhan Yesus berusaha menyampaikan pengetahuan kepada murid-muridNya atau menafsirkan pengetahuan tersebut. Melalui ceramah, Yesus juga mengajarkan bimbingan kepada murid-muridNya.(Matius 5-7).[8]
2.      Metode menghafalkan: biasanya metode ini sangat dikecam para pendidik, tetapi secara proporsional, ia juga mempunyai andil bagi siapa saja yang belajar. Memang Tuhan Yesus tidak secara khusus memerintahkan untuk menghafalkan ayat-ayat tertentu namun kepentingannya jelas untuk mempertegas setiap perkataannya seperti (Mat 12:1-8).[9]
3.      Metode dialog: metode ini sering digunakan Yesus dalam keempat injil. Dalam dialog seperti yang dipakai Tuhan Yesus, orang diajak untuk menggali lebih dalam lagi mengenai persoalan yang lebih mendasar, seperti pada Yoh 4.
4.      Metode studi kasus: perumpamaan-perumpamaan yang diceritakan oleh Tuhan Yesus sesungguhnya merupakan studi kasus. Dengan pendekatan ini Yesus menggariskan seluk-beluk salah satu kasus, sebagian dari pengalaman seseorang dan mengundang para pelajar memanfaatkan akal dan imannya. Dengan studi kasus orang didorong untuk memikirkan inti persoalannya dan mencari jalan pemecahan. Jadi pengajar tidak menjawab sendiri semua persoalan, melainkan jawaban harus diberikan oleh masing-masing peserta didik.[10]
5.      Metode perjumpaan: dengan metode perjumpaan, orang ditantang secara langsung untuk mengambil keputusan.
6.      Metode perbuatan symbol: seperti makna pembabtisan. Yohanes melakukan pembabtisan untuk pengampunan dosa bagi orang yang bersalah. Namun untuk Yesus babtisan merupakan lambang atau simbol sebagai bentuk ketaatan.
Selain hal-hal diatas ada hal praktis yang dilakukan dalam strategi PAK yaitu:
a.       Sebagai bagian dari pendidikan orang dewasa dalam gereja, maka perlu diadakan kegiatan yang melengkapi pembinaan yang melengkapi dewasa madya atau orang tua dengan pemahaman tentang iman Kristen dalam berbagai dimensi.
b.      Dari segi materi yang diberikan, perlu mencakup tentang pengetahuan, perlu mencakup pengetahuan tentang perkembangan anak sehingga iman Kristen dapat disampaikan orang dewasa dengan cara yang sesuai dengan perkembangan anak.
c.       Gereja seharusnya membentuk kelompok pendukung yang terdiri dari iman Kristen dengan benar dan juga memahami perkembangan jemaat dengan baik, untuk menjadi fasilitator dalam rangka para orang tua mendidik anak, dan jemaat lainnya.
d.      Jika dimungkinkan gereja secara lokal maupun secara bersama-sama dapat menghasilkan bahan pendidikan untuk anak-anak dirumah. Sebab pendidikan Agama Kristen tidak hanya berlangsung di gereja dan sekolah saja, namun dilakukan di rumah dengan berbagai metode yang ada.
Menurut Yusuf B. Sijabat berkaitan dengan strategi mengajar dalam PAK, ada dua pendekatan yang dilakukan agar pendidikan dapat diterima dengan baik yaitu pendekatan secara individu (individual approach) dan pendekatan kelompok (group approach).
a.       Pendekatan secara individu (individual approach): pendekatan ini dilakukan pada kegiatan bimbingan pribadi, tutorial, studi mandiri. Dalam kegiatan itu terjadi interaksi pribadi anatara guru dan peserta didiknya. Contohnya adalah dalam kitab Yoh 3:1-21 Peristiwa saat Nikodemus bertanya kepada Yesus. Selain itu juga dengan perempuan yang berjumpa dengan Yesus di sumur (Yoh 4:1-42).[11]
b.      Pendekatan kelompok (group approach) pada pendekatan ini belajar dilakukan sekelompok peserta didik. Ada yang melihat pendekatan ini dari dua sisi yaitu peserta didik yang aktif (learner oriented) dan guru yang aktif (teacher oriented).[12]
Menurut Wina Sanjaya (2006), ada beberapa strategi dalam pembelajaran yaitu:
1.      Strategi Pembelajaran Ekspositori
Dalam strategi ini guru bercerita, berceramah, menyampaikan ide, konsep, gagasan. Dalam PAK Dewasa pengajar mempelajari Alkitab bersama dengan peserta didiknya untuk memahami firman Tuhan.

2.      Strategi Pembelajaran Inkuiri
Disini guru sebagai fasilitator, guru memotivasi peserta didik untuk mencari dan menemukan gagasan yang terkandung dalam sebuah pembelajaran.[13]
3.      Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Guru mengajak peserta didik agar menemukan masalah, perumusan masalah, pengujian informasi dan penyimpulan atau jawaban.
4.      Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi ini menekankan pembentukan kemampuan berpikir peserta didik, guru menuntun peserta didik untuk merumuskan konsep, ide, gagasan dan memahami metode belajar.
5.      Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi ini banyak dilakukan oleh gereja dewasa ini, melalui kelompok kecil atau kelompok sel dengan berkaitan dengan lainnya, untuk berdiskusi, memecahkan masalah, menyelidiki, memahami dll.
6.      Strategi Pembelajaran Kontekstual
Strategi pembelajaran ini mengasumsikan bahwa konteks kehidupan sosial dan budaya merupakan sumber serta media belajar yang penuh makna, orang tidak hanya belajar melalui literature dan membaca buku. Dengan demikian, masalah kehidupan nyata di tengah keluarga, gereja, dan di dalam masyarakat dapat di hadirkan ke dalam proses pembelajaran itu untuk diperbincangkan dan dikemukakan penyelesaiannya sebelum melakukan aksi konkret.
7.      Strategi Pembelajaran Afektif
Pendidikan agama, moral, atau etika digolongkan bersifat afektif karena bersinggungan dengan sikap, perasaan dan batin. Kegiatan pembelajaran dengan strategi ini dapat juga menekankan metode pemecahan masalah dan penjelasan klarifikasi nilai.
Jadi, strategi PAK untuk Dewasa madya sangatlah penting diterapkan, karena dengan adanya berbagai macam variasi mengajar memungkinkan orang dewasa tidak lekas jenuh dan malas untuk belajar. Memang metode perlu namun yang lebih penting adalah bagaimana menerapkan atau melakukan praktik dengan baik, sehingga pengajaran bagi orang dewasa madya dapat diserap dan dewasa madya memiliki kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang baik
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Orang yang dewasa telah dianggap matang bila dapat memahami segala sesuatu dan mampu mengaplikasikan atau menerapkan dengan baik norma-norma dan mengendalikan dirinya di tengah-tengah keluarga, masyarakat, gereja dan bangsa. Orang dewasa harus memiliki kesadaran yang tinggi dan memahami visi serta kebijakannya ke depan dalam membangun kehidupan yang lebih sejahtera. Pendidikan Agama Kristen bukanlah sekedar memahami, mengetahui, dan melakukan tetapi PAK kepada orang dewasa juga meliputi keterlibatan orang dewasa dalam membangun PAK khususnya dalam dirinya dan orang-lain.
Seiring dengan tugas dan tanggungjawab orang dewasa dalam hidupnya, orang dewasa tidak hanya bertanggungjawab dalam hal-hal duniawi tetapi juga untuk kehidupan rohani anak-anak mereka, dan berdampak bagi masyarakat, gereja dan sekitar. Pendidikan orang dewasa hadir dalam konteks misi dan pembinaan secara khusus yang meliputi katekisasi, kegiatan khusus dewasa, dll. Dengan adanya pendidikan orang dewasa dalam gereja diharapkan dapat berbuah, dan menjadi berkat bagi oranglain.
Dengan adanya berbagai metode dalam mengajar yang telah ditulis, setiap pengajar atau guru dapat melakukan pengajaran dengan variasi sehingga peserta didik atau orang dewasa madya yang belajar dapat menerima pelajaran dengan menarik, bervariasi, namun tidak terlepas dari inti Pendidikan Agama Kristen itu sendiri. Memang tidak cukup hanya mengetahui secara teori mengenai strategi btersebut, oleh sebab itu pengajar harus memiliki kemampuan dalam mengajar dengan cara berlatih terus-menerus, dan mengembangkan pengetahuan dengan hal-hal baru.
B.     SARAN
Penulis berharap, dengan adanya makalah ini setiap pendidik atau pengajar dapat membenahi diri dengan pengetahuan pengajaran Pendidikan Agama bagi orang dewasa, sehingga dapat mengajar secara professional dengan cara yang tepat, sehingga menghasilkan tujuan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anggota IKAPI.  2010. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Boehlke Robert R. 2002. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktik PAK. Jakarta: BPK  Gunung  Mulya.

Lase Sudirman. 2011. Pendidikan Agama Kristen Kepada Orang Dewasa. Medan: Mitra Medan.

Mariany Katji. 2012. Diktat Pembimbing PAK. Jakarta: STT IKSM Santosa Asih.

Nuhamara Daniel. 2007. Pembimbing Pendidikan Agama Kristen. Bandung: jurnal Info Media.

Sidjabat B. S. 2009. Mengajar Secara Profesional. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.

Suprijanto H. 2009. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bumi Aksara.







[1]  Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK, Bandung: Jurnal Info Media, 2007, hlm 23
[2]  Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktik PAK, Jakarta: BPK Gunung Mulya, 2002, hlm 11.
[3]  H. Suprijatno, Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm 11.
[4]  Ibid, hlm 13.
[5]  Sudirman Lase, Pendidikan Agama Kristen Kepada Orang Dewasa, Medan: Mitra Medan, 2011.
[6]  Daniel Nuhamara, hlm 31.
[7]  Katji Mariany, Diktat Pembimbing Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: STT IKSM Santosa Asih, 2012, hlm 21.
[8]  Daniel Nuhamara, hlm 138.
[9]  Ibid, hlm 139.
[10] Ibid, hlm 140.
[11]  B, S. Sidjabat, Mengajar Secara Profesional, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2009, hlm 267.
[12]  Ibid, hlm 268.
[13]  Ibid, hlm 281.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar